Monday 29 October 2012

Sumpah Pemuda dan Kemajuan Bangsa


Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia


Bulan Oktober tahun ini, dua hari pasca hari raya Idul Adha, bangsa Indonesia kembali merayakan hari besar nasional. Hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober 2012. Hari dimana tepat 84 tahun yang lalu, para pemuda Indonesia dari berbagai  daerah berkumpul dan berikrar bahwa mereka bertumpah darah satu, berbangsa yang satu, dan menjunjung tinggi bahasa persatuan, yang sekarang kita kenal dengan nama Indonesia.

Sebuah semangat persatuan dari keberbedaan. Berbeda suku, berbeda bahasa, berbeda agama, dan perbedaan-perbedaan lainnya. Mereka sadar bahwa perjuangan kemerdekaan tidak akan tercapai tanpa adanya persatuan, kebersamaan, dan kebanggaan bersama terhadap bangsa sendiri.

Tanggal 28 Oktober 1928 adalah tepat untuk pertama kalinya instrumen lagu Indonesia Raya didengarkan oleh putera-peteri Indonesia lewat suara merdu biola yang dimainkan oleh WR. Supratman. Sebuah langkah besar dalam menyulut semangat perjuangan-perjuangan kemerdekaan Indonesia selanjutnya. Karya besar dimulai dari impian dan idealisme, kemudian bertindak berdasarkan idealisme tadi dengan semangat dan motivasi yang tulus dan murni, semangat berkarya!

Satu pelajaran dari berbagai pelajaran yang dapat kita ambil dari sumpah pemuda tersebut adalah semua itu berawal dari semangat muda, semangat yang penuh gejolak, semangat antusias yang tidak kenal lelah untuk segera menghasilkan karya besar dipadu dengan idealisme yang masih kental, cita-cita tersebut akhirnya terwujud. Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945. Semangat kepemudaan!

Tak berhenti sampai disana, semangat itu terus berlanjut, proklamasi 17 Agustus 1945, perlawanan 10 November 1945, demonstrasi 19 Mei 1998, itu semua adalah sebagian contoh peristiwa-peristiwa besar yang dipelopori pemuda Indonesia. Akankah semangat ini akan berlanjut? Harus!

Saat ini, kita semua sadar, bangsa Indonesia masih menjadi bangsa berkembang untuk tidak menyebutnya sebagai terbelakang, anak bangsanya yang kembali bersekte-sekte, kehidupan beragama yang kembali kurang harmonis, pembangunan yang (masih saja) belum merata, dan sejumlah persoalan-persoalan bangsa lainnya.

Akankah semua itu terus-menerus terjadi dimasa mendatang? Dimana peran pemuda saat ini? Sebagai pribadi, saya sendiri sadar masih bingung dengan solusi apa yang layak ditawarkan untuk menghadapi persoalan bangsa Indonesia sekarang. Figur teladan yang masih sulit dicari dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, iklim politik Indonesia yang demikian keras saling menjatuhkan, ekonomi Indonesia yang masih menunjukkan ketimpangan, budaya masyarakat yang semakin konsumtif dan hedonis, kehidupan sosial masyarakat Indonesia yang mengarah ke egositas individual, golongan, etnis, dan lain sebagainya. Semua itu menambah kebingungan bagaimana pemuda Indonesia dalam menempatkan dirinya. Apakah ini merupakan gejala umum pemuda Indonesia? Bisa jadi!

Tentu kita semua tidak boleh berputus asa dan menyerah kalah. Karena memang manusia hidup dengan masalah-masalah. Sudah semestinya dan saatnya kita mulai instrokpeksi diri, jika di hari raya Idul Adha kita diajarkan untuk berkeyakinan tulus murni dan kepekaan sosial, serta di hari Sumpah Pemuda tercermin semangat kebersamaan dan persatuan. Lalu marilah kita bertanya, siapa, darimana dan hendak kemana kita melangkah?

Jika dulu Bung Karno pernah mengatakan Jas Merah, Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah! saya kira itu relevan untuk kita indahkan kembali, sebab banyak sekali pelajaran yang bisa kita ambil dari para tokoh-tokoh perjuangan kemerdekaan maupun pasca kemerdekaan yang dapat kita ambil dan kita jadikan teladan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Kedua, kita bisa jadikan makna hari raya Idul Adha tahun ini sebagai landasan dalam kehidupan bermasyarakat. Tentang ketulusan hati, keimanan, dan pengorbanan untuk menanggalkan ego dan nafsu sesaat, sehingga Indonesia yang tentram, adil, makmur, dan harmonis bukanlah angan-angan kosong.

Ketiga, Indonesia kaya akan sumber daya alam dan manusianya. Perlu adanya pembinaan dan pengelolaan yang profesional dan berkesinambungan. Jangan ada lagi lembaga pendidikan dijadikan sarana bisnis, jangan ada lagi pembangunan Indonesia yang asal-asalan apalagi demi memperkaya diri maupun kelompok.

Keempat, sebagai bangsa yang religius, marilah kita berjuang dan melakukan perbaikan hidup sesuai dengan kapasitas masing-masing dengan semangat muda dan sungguh-sungguh disertai dengan doa. Karena hanya atas berkat rahmat Tuhan yang Maha Esa-lah kita semua sebagai bangsa Indonesia mampu menghadapi segala persoalan dan semakin maju dimasa yang akan datang.

Salam pena!

Saturday 27 October 2012

Mengkurbankan nafsu di Hari Raya Idul Adha


Hari Raya Idul Adha 1433 H baru saja dilalui. Gema takbir berkumandang dimana-mana. Entah berapa hewan kurban yang disembelih atas nama Allah swt diseluruh penjuru dunia. setidaknya, hal ini akan terus berlangsung hingga tiga hari kedepan stelah hari tasyrik usai.

Beragam ceramah maupun tausiyah telah disampaikan berkaitan dengan sejarah idul adha terutama dengan teologi kurbannya. Dalam berbagai keterangan bahkan disebutkan bagaimana kisah heriok Nabi Ibrahim as dan Nabi Ismail as dalam pembuktiannya terhadap ketauhidan mereka kepada Allah swt, Tuhan semesta alam.

Kisah dimana keimanan dan pengabdian sangat dijunjung tinggi. Menembus sekat-sekat nafsu dunia seorang manusia untuk mendekatkan diri dan meletakkan titah Tuhan diatas segala-galanya. Suatu capaian prestasi keimanan dan ketaqwaan manusia yang sangat patut diteladani. Lalu, sampai dimana kita semua mampu menyesuaikan diri menjadi manusia seperti itu dalam kehidupan sekarang?

Kehidupan memang akan terus berjalan mengikuti alur waktu hingga mencapai batasnya. Sungguh menakjubkan bahwa dalam perjalanannya kehidupan tidak pernah menghasilkan peristiwa yang sama persis. Akan tetapi, kita dituntut untuk dapat mengambil nilai-nilai yang terkandung dari rangkaian peristiwa dalam sejarah. Dan di bulan Dzulhijjah ini pun, kita dituntut mengambil nilai-nilai itu, tentang bagaimana meletakkan titah Tuhan diatas segala-galanya, meletakkan keyakinan diatas rasionalitas kita sekarang.

Allah swt mengajarkan nilai-nilai tersebut melalui instrumen haji dan kurban. Apa yang dikatakan akal jika kita berputar-putar mengelilingi bangunan berbentuk kubus, menciumi batu hitam, berlarian bolak-balik tanpa ada hasil yang kita dapat, melempar batu yang entah apa gunanya, dan berpanas-panasan dengan pakaian terbuka di siang bolong? Bisakah akal merangkai alasan untuk menjawab itu? Mampukan rasionalitas menunjukkan wibawanya dalam rangkaian ibadah haji? Kita sepakat, tidak!

Bagaimana pula dengan kurban? jutaan binatang mati dan dikuliti tanpa ampun, mungkin hanya pada saat itu konsumsi daging diseluruh dunia meningkat tajam. Kalau saja pada waktu itu Allah swt menghendaki Nabi Ibrahim as menyembelih anaknya Nabi Ismail as, mungkin hingga sat ini kasus pelanggaran HAM berat tak henti-hentinya dikumandangkan orang-orang.

Sebagai manusia, kita tidak saja butuh sesuatu yang bersifat material, akan tetapi juga yang immaterial. Untuk menemukan kebermaknaan hidup. Makna kedekatan dan pengabdian diri kepada Tuhan yang menciptakan kita, Allah swt.

Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar
Laa ilaaha illallahu allahu akbar
Allahu akbar wa lillahilkhamdu...

Thursday 18 October 2012

Manusia dalam Pandangan Al-Qur'an

Manusia adalah mahluk pertama yang telah disebut dua kali dalam rangkaian Wahyu Pertama (QS 96:1-5). Manusia sering mendapat pujian Tuhan. Dibandingkan dengan mahluk-mahluk lain, ia mempunyai kapasitas yang paling tinggi (QS 11:3), mempunyai kecenderungan untuk dekat kepada Tuhan melalui kesadarannya tentang kehadiran Tuhan yang terdapat jauh di bawah alam sadarnya (QS 30:43). Ia diberi kebebasan dan kemerdekaan serta kepercayaan penuh untuk memilih jalannya masing-masing (QS 33:72; 76:2-3). Ia diberi kesabaran moral untuk memilih mana yang baik dan mana yang buruk, sesuai dengan nurani mereka atas bimbingan wahyu (QS 91:7-8). Ia adalah mahluk yang dimulaikan Tuhan dan diberi kesempurnaan dibandingkan dengan mahluk lainnya (QS 17:70) serta ia pula yang telah diciptakan Tuhan dalam bentuk yang sebaik-baiknya (QS 95:4).

Namun di lain segi, manusia juga mendapat cercaan Tuhan. Ia amat aniaya dan mengingkari nikmat (QS 14:34), dan sangat banyak membantah (QS 22:67). Ini bukan berarti bahwa ayat-ayat Al-Quran bertentangan satu sama lain, tetapi hal tersebut menunjukkan potensi manusiawi untuk menempati tempat terpuji, atau meluncur ke tempat yang rendah sehingga tercela.

Al-Quran menjelaskan bahwa manusia diciptakan dari tanah, kemudian setelah sempurna kejadiannya, Tuhan menghembuskan kepadanya Ruh ciptaan-Nya (QS 38:71-72). Dengan "tanah" manusia dipengaruhi oleh kekuatan alam seperti mahluk-mahluk lain, sehingga ia butuh makan, minum, hubungan seks, dan sebagainya, dan dengan "Ruh" ia diantar ke arah tujuan nonmateri yang tak berbobot dan tak bersubstansi dan yang tak dapat diukur di laboratorium atau bahkan dikenal oleh alam material.

Dimensi spiritual inilah yang mengantar mereka untuk cenderung kepada keindahan, pengorbanan, kesetiaan, pemujaan, dan sebagainya. Ia mengantarkan mereka kepada suatu realitas yang Maha Sempurna, tanpa cacat, tanpa batas dan tanpa akhir: wa anna ila rabbika Al-Muntaha - dan sesungguhnya kepada Tuhan-Mu-lah berakhirnya segala sesuatu (QS 53:42). Hai manusia, sesungguhnya engkau telah bekerja dengan penuh kesungguhan menuju Tuhanmu dan pasti akan kamu menemui-Nya (QS 84:6).

Dengan berpegang pada pandangan ini, manusia akan berada dalam satu alam yang hidup, bermakna, serta tak terbatas, yang dimensinya melebar keluar melampaui dimensi "tanah", dimensi material itu.

Al-Quran tidak memandang manusia sebagai mahluk yang tercipta secara kebetulan, atau tercipta dari kumpulan atom, tapi ia diciptakan setelah sebelumnya direncanakan untuk mengemban satu tugas. Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi (QS 2:30). Ia dibekali Tuhan dengan potensi dan kekuatan positif untuk mengubah corak kehidupan di dunia ke arah yang lebih baik (QS 13:11), serta ditundukkan dan dimudahkan kepadanya alam raya untuk dikelola dan dimanfaatkan (QS 45:12-13). Antara lain, ditetapkan arah yang harus ia tuju (QS 51:56) serta dianugerahkan kepadanya petunjuk untuk menjadi pelita dalam perjalanan itu (QS 2:38).

Demikianlah pandangan Al-Quran mengenai manusia. Al-Quran mengajak manusia untuk menemukan dirinya, dan mengajak pula untuk meningkat dari debu tanah menuju Tuhan Yang Maha Esa.


Sumber tulisan: Membumikan Al-Quran (fungsi dan peran wahyu dalam kehidupan masyarakat)
karya M. Quraish Shihab

Wednesday 17 October 2012

IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH

Pendekatan Ideologis dan Organisatoris
Dikompilasikan oleh: Nur Fakri

A.  Pendekatan Ideologis

Kelahiran IPM sebagai organisasi otonom Muhammadiyah mempunyai dua nilai strategis dalam gerak perjuangannya. Pertama, IPM sebagai aksentuator (kepanjangan tangan) gerakan da’wah amar ma’ruf nahi munkar Muhammadiyah dikalangan pelajar. Kedua, IPM sebagai lembaga kaderisasi Muhammadiyah yang dapat membawa misi Muhammadiyah pada masa mendatang. Dari kedua hal tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa IPM adalah organisasi da’wah dan lembaga kaderisasi Muhammadiyah.

Organisasi yang lahir pada tanggal 05 Shafar 1430 H/ 18 Juli 1961 M di Surakarta ini tentunya mempunyai landasan dan nilai-nilai yang diperjuangkan dalam setiap aktifitas organisasi. Ini dapat ditelaah dari Muqoddimah Anggaran Dasar IPM, Kepribadian IPM, Janji Pelajar Muhammadiyah, juga dari cita-cita ideal Ikatan Pelajar Muhammadiyah, yaitu : “Terbentuknya pelajar muslim yang berilmu, berakhlak mulia, dan terampil dalam rangka menegakkan dan menjunjung tinggi nilai-nilai ajaran Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”. Itulah yang harus menjadi pedoman bagi kader IPM dalam menjalankan roda keorganisasian.

Muqoddimah Anggaran Dasar IPM

Ikatan Pelajar Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Allah adalah Tuhan Yang Maha Esa yang harus disembah dan dimintai pertolongan. Tiada Tuhan selain Dia. IPM meyakini sejak awal kehidupan, manusia sudah bersaksi atas ketuhanan Allah swt. Ini tercermin dalam Q.S. Al-Fatihah, kalimat syahadat, dan Q.S. Al-A’raf: 172, yang pertama-tama dicantumkan dalam muqoddimah anggaran dasar IPM.

Dengan semangat ke-Islam-an dan menjadikan Rasulullah Muhammad saw sebagai suri tauladan, IPM berkeyakinan mampu menjadi sebuah organisasi yang selalu melakukan amar ma’ruf nahi munkar. Hal tersebut didorong oleh firman Allah dalam Q.S. Al-Imran : 104 dan 110.

Selain itu, IPM tidak boleh terlena dengan masa lalu melainkan harus berorientasi kedepan dengan terus melakukan kaderisasi (Q.S. An-Nisa: 9). Melakukan sesuatu berlandaskan ilmu (Q.S. Al-Mujadilah:11; Q.S. Al-Isra’: 36; Q.S. Az-Zumar: 9) serta berani bertindak untuk cita-cita perubahan ke arah yang lebih baik dengan kebersamaan dalam ikatan tanpa memandang salah satu pihak (Q.S. Ar-Ra’ad: 11; Q.S. Al-Maidah: 8; Q.S. An-Nahl: 90). Atas dasar pandangan tersebut, dirumuskanlah nilai-nilai dasar Ikatan Pelajar Muhammadiyah sbb :
  1. Nilai Ketauhidan
  2. Nilai Keilmuan
  3. Nilai Kemandirian
  4. Nilai Keadilan
  5. Nilai Kekaderan

Nilai-nilai itulah yang menjadi semangat gerak IPM dalam setiap langkah geraknya. Kemudian diturunkan dalam bentuk aturan dan panduan (Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IPM) yang harus dilaksanakan selama tidak bertentangan dengan dasar hukum yang lebih kuat yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah (Q.S. An-Nisa: 59).

Kepribadian Ikatan Pelajar Muhammadiyah

Kepribadian IPM adalah rumusan yang menggambarkan hakikat IPM, serta apa yang menjadi dasar dan pedoman amal perjuangan IPM, serta karakter gerakan yang dimilikinya. Kepribadian IPM ini berfungsi sebagai pedoman dan pegangan bagi gerak IPM menuju cita-cita terwujunya pelajar yang berilmu, berakhlak mulia, dan terampil.

Ikatan Pelajar Muhammadiyah yang pernah berubah nama menjadi Ikatan Remaja Muhammadiyah (18 November 1992 s.d 28 Oktober 2008) mendasarkan segala aspek dan amal perjuangannya atas prinsip-prinsip sbb:
  1. Ikatan Pelajar Muhammadiyah adalah gerakan Islam, da’wah amar ma’ruf nahi munkar di kalangan pelajar.
  2. Ikatan Pelajar Muhammadiyah berfungsi dan berperan aktif sebagai kader persyarikatan, ummat dan bangsa dalam menunjang pembangunan manusia seutuhnya menuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
  3. Ikatan Pelajar Muhammadiyah sebagai gerakan pelajar yang membangun nalar keilmuan dan respon terhadap perkembangan zaman.
  4. Ikatan Pelajar Muhammadiyah merupakan organisasi otonom Muhammadiyah yaitu sebuah organisasi yang diberi keleluasaan dalam mengelola rumah tangganya sendiri tanpa campur tangan dan intervensi.
  5. Ikatan Pelajar Muhammadiyah adalah organisasi independent, yaitu organisasi mandiri yang berada dalam bingkai kebebasan dan kemerdekaan untuk menentukan sikap dalam berpihak (hanya) kepada kebenaran.
  6. Ikatan Pelajar Muhammadiyah sebagai gerakan advokasi pelajar dalam memperjuangkan nilai-nilai keadilan termasuk juga didalamnya adalah hak dan kewajiban pelajar di lingkungannya.

Kepribadian Kader Ikatan Pelajar Muhammadiyah

Kader Ikatan Pelajar Muhammadiyah adalah kader penggerak dan pendorong organisasi, sehingga IPM dapat menjalankan misinya sebagai penggerak dakwah Islam, gerakan ilmu dan gerakan pembaharu masyarakat. Maka kader IPM adalah kader yang harus memiliki kepribadian berikut ini:
  1. Kader IPM adalah kader yang teguh memegang aqidah dan keyakinan laa Ilaaha Illallah, Muhammadarrasulullah, serta Innaddina ‘Indallaahil Islaam.
  2. Disiplin beribadah, sebagai wujud ketaqwaan kepada Allah SWT, serta Islam sebagai Rahmatan Lil’alamin.
  3. Anggun dalam berakhlaq, menjadi tauladan di tengah masyarakat.
  4. Memiliki tradisi intelektual sehingga tercipta sikap kritis, inovatif dan kreatif sebagai landasan beramal kebajikan.
  5. Gemar beramal sholeh dengan landasan keunggulan intelektualitas, ilmu pengetahuan dan moral
  6. Memperbanyak kawan, memperkuat ukhuwah
  7. Sikap berjihad dengan segala potensi yang dimilikinya untuk persyarikatan, ummat dan bangsa.
  8. Janji Pelajar Muhammadiyah

Janji Pelajar Muhammadiyah adalah konsepsi yang merupakan rangkuman dari Muqoddimah Anggaran Dasar IPM dan Kepribadian Ikatan Pelajar Muhammadiyah dalam bentuk komitmen sebagai Anggota IPM, terlebih seorang Kader.

B.  Pendekatan Organisatoris

Dalam kesempatan ini untuk pendekatan organisatoris dipersempit hanya membahas arah kebijakan dan program bidang sebagai dasar dalam pembentukan program kerja.

Kebijakan dan Program-program Bidang

Sasaran kebijakan IPM diarahkan pada dua, sasaran personal dan sasaran institusional :
  1. Sasaran personal. Diarahkan pada terwujudnya tradisi kesadaran kritis dalam berfikir dan bertindak sesuai dengan maksud dan tujuan IPM.
  2. Sasaran institusional. Diarahkan pada terciptanya struktur kelembagaan yang kuat dan fungsional melalui pengembangan ranting serta mekanisme kepemimpinan yang mantap dalam mendukung gerakan ikatan menuju gerakan kritis yang berparadigma transmormatif (lihat buku Pedoman Ranting hal. 64-76)

Sasaran institusional, dalam herarki (tingkatan) kebijakan pimpinan dari mulai PP IPM sampai ke PR IPM, Pimpinan Daerah diarahkan kepada:
  1. Motor penggerak IPM secara daerah.
  2. Melakukan aksi-aksi riil (nyata) yang telah menjadi keputusan Muktamar dan keputusan musyawarah diatasnya.
  3. Selalu berkoordinasi dengan PW IPM dan konsolidasi dengan PC IPM dan PR IPM ditingkat daerahnya.

Untuk mengukur keberhasilan suatu organisasi dalam satu periode tertentu, IPM menggunakan metode Indeks Progresifitas Gerakan (IPG) sebagai acuannya yang terbagi menjadi empat ranah, yaitu :  ranah kepemimpinan, ranah kaderisasi, ranah program, dan ranah produk.

Kepemimpinan   
  1. Visi tentang IPM yang ideal
  2. Mampu membangun kesadaran yang kolektif
  3. Memproduksi wacana-wacana gerakan
  4. Mampu menggerakkan actor dan struktur
  5. Mampu mengartikulasikan (menerjemahkan) kepentingan basis gerakan
  6. Mampu membangun jaringan eksternal    

Kaderisasi
  1. Ada Taruna Melati atau kegiatan kaderisasi pendukung yang sesuai SPI
  2. Ada kegiatan follow up kaderisasi
  3. Pendampingan yang berkelanjutan
  4. Munculnya komunitas hasil perkaderan sebagai basis gerakan    

Program Kerja
  1. Adanya program-program disetiap bidang
  2. Adanya follow up dari program
  3. Adanya komunitas-komunitas pasca pelaksanaan program
  4. Adanya kegiatan rutin di masing-masing bidang    

Produk
  1. Setiap bidang melahirkan produk dalam bentuk artefak-artefak, seperti : buku, majalah, bulletin, website, kaos, sticker, dll.
  2. Distribusi artefak baik internal maupun eksternal.  

Dalam mencapai itu semua, maka maka digariskan kebijakan di masing-masing bidang dalam menyusun program kerja:
  • Bidang Kepemimpinan

Menentukan arah ikatan yang jelas dan terukur,  menggairahkan kinerja ikatan dan peran lembaga kepemimpinan, komunikasi eksternal, serta mengevaluasi kegiatan kepengurusan IPM.
  • Bidang Administrasi Umum

Mengawal terlaksananya sistem administrasi IPM di internal maupun pimpinan dibawahnya. Menyiapkan laporan, surat, hasil rapat dan evaluasi kegiatan.
  • Bidang Keuangan

Menata administrasi keuangan, menyusun alternative pendanaan dan menumbuhkan spirit kewirausahaan di internal organisasi.
  • Bidang Organisasi

Penelitian potensi organisasi, menguatkan komunikasi internal pimpinan dan pimpinan dibawahnya, serta mengembangkan fungsi struktur organisasi.
  • Bidang Perkaderan

Menggelorakan perkaderan di internal dan pimpinan dibawahnya, mengembangkan kapasitas (kemampuan) kader inti, pengawasan dan penjagaan nilai-nilai kader.
  • Bidang Kajian Da’wah Islam (KDI)

Menggelorakan kajian ke-Islam-an dan mengembangkan kegiatan yang berorientasi da’wah dikalangan pelajar.
  • Bidang Pengkajian Ilmu Pengetahuan (PIP)

Membudayakan baca dan tulis, penyadaran penguasaan teknologi, dan membentuk komunitas-komunitas ilmiah dikalangan pelajar.
  • Bidang Apresiasi Seni, Budaya, dan Olahraga (ASBO)

Mengembangkan kajian kebudayaan, pelestarian seni & budaya lokal, dan membudayakan olahraga dikalangan pelajar.
  • Bidang Advokasi

Mengidentifikasi permasalahan pelajar dan kebijakan-kebijakan yang kontra pelajar dan melakukan kerja-kerja penyadaran, pemberdayaan, dan pembelaan pelajar.


Sumber Rujukan:
Tanfidz Muktamar IPM XVII Yogyakarta 2010
Pedoman Ranting IPM terbitan PP IPM periode 2010-2012
Materi Kepribadian IPM, susunan kader PW IPM Jawa Barat


Monday 2 July 2012

Catatan Konpida IPM Jabar 2012


Kota Tasikmalaya. Inilah tempat diselenggarakannya Konferensi Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah Jawa Barat Tahun 2012, tepatnya di Pesantren Amanah Muhammadiyah Kota Tasikmalaya, tanggal 28 Juni-01 Juli 2012. Dulu (th. 2008) ketika awal-awal saya kenal IPM dan pertama kali mengikuti permusyawatan IPM tingkat wilayah, yaitu Musyawarah Wilayah XIV IPM Jawa Barat, juga di tempat dan kota yang sama. Hanya saja pada waktu itu pimpinan daerah IPM-nya masih berstatus sebagai Kabupaten Tasikmalaya. Sekarang telah dimekarkan menjadi PD IPM Kota Tasikmalaya pada tahun 2011 lalu.

Anggaplah ini sebagai nostalgia pergerakan IPM Jawa Barat yang pada Musywil ke-XIV tercetus visi menjadi Organisasi Pelajar Ideal 2015 (selanjutnya disebut OPI 2015). Visi tersebut kemudian dimantapkan lagi pada Musywil ke-XV di Kabupaten Cianjur tahun 2011. Visi Ideal ini mempunyai empat pilar penyangga yaitu: Kaderisasi yang Terpola dan Berkesinambungan, Manajemen Administrasi yang Tertata Rapih, Kultur Organisasi yang Santun, dan Membangun Pola Jaringan. Pilar-pilar tersebut merupakan cita-cita besar kader IPM Jawa Barat, yang kian hari dirasa semakin penting untuk dicapai. Dan lagi, pilihan tahun 2015 sebagai tolok ukur waktu tidak hanya sembarang pilih, tetapi memiliki arahan yang matang bagaimana visi tersebut dicapai dalam masa tiga periode kepemimpinan IPM Jawa Barat (2009-2011; 2011-2013; 2013-2015).

Dengan pergerakan waktu dan transformasi kader yang begitu cepat. Dikhawatirkan visi tersebut akan semakin tercerabut dan kehilangan arah dari cita-cita awal para pencetus, sehingga PW IPM Jawa Barat periode 2011-2013 merasa perlu untuk melakukan wawancara dan kajian bersama para pelaku sejarah visi OPI 2015. Alhamdulillah setelah melakukan berbagai pembahasan, akhirnya tercetus beberapa indikator pencapaian pilar-pilar visi OPI 2015 yang disajikan secara sepintas di Konpida IPM Jabar ini.

Agar lebih matang lagi, maka Konpida meng-amanah-kan pembahasan indikator tersebut kepada tim materi musywil XVI tahun 2013 nanti. Antara lain 2 orang dari PW IPM Jawa Barat, PD IPM Kota Tasikmalaya, PD IPM Kota Bandung, PD IPM Kabupaten Bogor, PD IPM Karawang, dan PD IPM Majalengka. Sehingga diharapkan indikator yang ditetapkan nanti lebih terstruktur, jelas, dan realistis untuk dicapai. Sedangkan untuk tuan rumah permusyawaratan ter-akbar ditingkat wilayah nanti, sejumlah enam pimpinan daerah telah ditetapkan, antara lain: PD IPM Sumedang, PD IPM Kuningan, PD IPM Subang, PD IPM Indramayu, PD IPM Karawang, dan PD IPM Sukabumi. Semoga sukses.

Ada sejumlah point penting yang perlu dicatat dari Konpida Tasikmalaya ini, diantaranya adalah pengusungan ipmawan Daeng Muhammad Feisal (Kabid ASBO IPM Jabar 2011-2013) untuk menjadi calon formatur PP IPM pada Muktamar ke-XVIII mendatang, mengingat kredibilitas, kapasitas, dan pengalaman kader bersangkutan yang kami (musyawirin) anggap telah mumpuni dan layak untuk bergabung dengan pimpinan pusat IPM.

Selain itu, Konpida Tasikmalaya juga menghasilkan beberapa rekomendasi penting bagi jalannya pemerintahan Jawa Barat maupun dalam lingkup nasional, diantaranya: Mendesak pemprov Jabar untuk konsisten terhadap anggaran pendidikan sebesar 20%; mendesak pemprov Jawa Barat untuk sadar akan nilai kebudayaan lokal yang semakin terkikis; menekankan agar dinas-dinas dilingkungan pemprov Jabar agar proaktif terkait dengan kegiatan-kegiatan dibidang sosial, agama, pendidikan, dan kepemudaan. Dan terakhir mendesak Depdikbud untuk memperbaiki sistem pendidikan dan sistem evaluasi pendidikan nasional.

Saturday 9 June 2012

Tradisi Curakan

Dikampung saya (Cirebon) terdapat sebuah tradisi yang kami sebut "curakan." tak menutup kemungkinan didaerah-daerah lain juga terdapat tradisi ini dengan nama yang berbeda-beda.

Tradisi ini berbentuk pembagian sejumlah uang logam dengan cara dilempar ke khalayak yang telah siap berkumpul & berebuat uang logam yang tercecer ditanah.

Tradisi "curakan" dimaksudkan sebagai ekspresi atau ungkapan syukur atas kenikmatan yang didapat oleh seseorang. Perlu dicatat, ini bukan sebuah ritual keagamaan atau politeisme yang mengandung aturan-aturan tertentu. Bisa dikatakan juga, ini hanya sebatas 'berita' bahwa orang yang menyelenggarakan "curakan" sedang mendapatkan kegembiraan.

Yang menarik adalah khalayak yang ikut berebut ini tidak pandang status, tua muda, kaya miskin, laki-laki perempuan, ikut berkumpul. Walaupun jika dihitung dari jumlah uang yang diperebutkan tidak seberapa. Mungkin ini sebagai sikap penghargaan terhadap orang yang sedang merasakan kegembiraan (kenikmatan).

Selain itu, saya tertarik dengan suasana kompetisi yang ditimbulkannya, beragam cara dilakukan untuk mendapatkan uang logam paling banyak. terkadang, beberapa orang yang mendapatkan uang logam banyak malah membagikannya lagi kepada yang tidak mendapatkan (kalah kompetisi). ha ha. . .iklim kompetisi inilah mungkin yang sudah jarang ditemukan.

Orang boleh mengatakan tradisi tersebut tidak 'modern', katakanlah sudah jadul (jaman dulu) dan telah ketinggalan zaman.

Agaknya memang benar bahwa tradisi tersebut semakin ditinggalkan, penyelenggaraannya pun sekarang tidak se-intens seperti dulu waktu saya masih kecil. Hanya saja, nilai-nilai yang terkandung didalamnya justru semakin berharga & langka di kehidupan kita yang katanya "modern" ini, sayang kan?. . .

Sikap bersyukur dengan berbagi, menghargai siapapun dia, dan kompetisi yang anggun dalam sebuah tradisi. Kenapa pula harus ikut tergilas oleh kemajuan zaman...?

Islam dalam dinamika kehidupan remaja (Pelajar)

Secara luas Islam diartikan sebagai tunduk atau berserah diri kepada Allah swt, baik dengan sukarela maupun terpaksa. Dalam istilah lain Islam adalah agama Tauhid (mengesakan Allah swt). Dengan pengertian seperti ini, maka konsekuensinya Islam mencakup semua manusia yang berketuhanan yang Maha Esa sejak nabi Adam as hingga nabi Muhammad saw.

Adapun secara sempit, Islam diartikan sebagai agama yang diwahyukan kepada masyarakat manusia melalui nabi Muhammad saw, sumber ajarannya adalah al-quran dan sunnah yang hakikat ajaran-ajarannya menyangkut berbagai segi kehidupan manusia (aqidah, ibadah, muamalah).

Sebagai sebuah agama, fungsi terpenting dari Islam adalah untuk menciptakan rasa aman dan sejahtera bagi pemeluknya. Dari sini terlihat kaitan yang sangat erat antara “iman” dan “aman”. Rasa aman tersebut diperoleh melalui keyakinan tentang sesuainya sikap manusia dengan kehendak dan petunjuk Allah swt.

Islam ditengah kehidupan remaja (pelajar)

Usia remaja umumnya termasuk usia sekolah (pelajar) yang menurut Kohnstamm sekitar usia 14-21 tahun. Dalam ilmu psikologi khususnya psikologi perkembangan remaja merupakan peralihan dari masa anak ke masa dewasa yaitu saat-saat ketika anak tidak mau lagi diperlakukan sebagai anak-anak, tetapi dilihat dari pertumbuhan fisiknya ia belum dapat dikatakan orang dewasa. Masa ini oleh Aristoteles disebut dengan masa pubertas. Istilah lain untuk masa ini adalah adolesen atau dalam Islam disebut dengan akil baligh. Masa remaja sebagai tahap perkembangan memiliki beberapa karakteristik, baik dari segi biologis, psikologis, maupun sosial.

Ada beberapa ciri yang dapat diidentifikasi dari seorang remaja, seperti : pertumbuhan fisik yang sangat cepat, perkembangan seksual, cara berpikir kausalitas (sebab-akibat), emosi yang meluap-luap, mulai tertarik kepada lawan jenisnya, menarik terhadap lingkungannya, dan terikat dengan kelompok.

Dilihat dari perkembangan masa remaja, perkembangan agamanya sangat dipengaruhi oleh perkembangan emosi yang labil dan perkembangan intelektual remaja yang semakin kritis terhadap fenomena atau keadaan yang ada disekelilingnya. Oleh karena itu ciri khas perkembangan agama pada masa remaja adalah ambivalensi artinya perkembangan agama pada masa remaja bersifat maju mundur atau dengan kata lain keberagamaan usia remaja tidak bisa stabil. Pada saat tertentu mereka sangat rajin ibadah namun di waktu lain justru sebaliknya ia sangat bermalas-malasan. Disamping itu perkembangan intelektual yang semakin kritis membuat para remaja tidak mau begitu saja menjalankan hal-hal yang menurut ia kurang masuk akal. Oleh karena itu menanamkan nilai-nilai agama tidak tepat jika hanya dilakukan dengan pendekatan doktriner (menanamkan pemahaman dengan pemaksaan) tetapi juga diperlukan pendekatan rasional (masuk akal) sehingga ia mampu memahami perintah agama tersebut dengan nalar rasional mereka yang baru berkembang.

Disisi lain, secara kebutuhan psikologis remaja juga mempunyai kebutuhan beragama dan kebutuhan akan rasa aman.

Kebutuhan beragama didasarkan bahwa manusia pada dasarnya adalah butuh agama. Dalam Islam terdapat konsep fitrah, bahwa setiap bayi yang lahir selalu dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci) orang tuanyalah yang membuatnya Yahudi, Nasrani, maupun Majusi. Dalam konteks ini berarti fitrah dimaknai dengan fitrah agama yang lurus (dinul qayim).

Pada masa remaja kebutuhan beragama ini juga menonjol. Akan tetapi beragamanya didasarkan atas didikan dari kecil. Kalau dari kecil kurang didikan agama maka di waktu remaja mungkin menjauhkan diri dari agama. Sebaliknya jika ia sejak kecil dididik agama dengan baik maka remajanya otomatis akan menjadi remaja yang taat beragama.

Perasaan gelisah pada remaja dapat merupakan dasar bagi tumbuhnya kepercayaan kepada Allah swt (iman). Banyak ajaran agama khususnya Islam yang menerangkan bahwa dengan beribadah akan menentramkan jiwa. Dengan demikian ajaran-ajaran agama adalah obat rohani (psikis) yang ampuh.

Sedangkan kebutuhan akan rasa aman adalah kebutuhan pokok bagi manusia. Pada manusia rasa aman itu dibutuhkan sejak kecil. Rasa aman yang ditimbulkan oleh situasi di waktu anak mengisap (periode oral) misalnya menyusu, mengisap jari, merupakan aspek terpenting bagi perkembangan kepribadian anak untuk masa selanjutnya.

Pada masa remaja kebutuhan rasa aman sangat dibutuhkan untuk perkembangan psikisnya yang lebih baik, tanpa adanya rasa aman maka ia akan mengalami kesulitan dalam melakukan aktualisasi diri.

Problem beragama pada masa remaja (Pelajar)

Menurut Sofyan S Willis, masalah agama pada masa remaja sebenarnya terletak pada tida hal yaitu keyakinan dan kesadaran beragama, pelaksanaan agama secara teratur, dan perubahan tingkah laku karena agama.

Keyakinan dan kesadaran beragama harus ditumbuhkan sejak kecil namun demikian pada masa remaja bisa saja hal itu dilakukan. Dalam menumbuhkan keyakinan dan kesadaran beragama ini hendaknya kita lakukan dengan pendekatan pembiasaan. Jika pembiasaan tersebut berhasil menjadi sebuah kebiasaan yang melekat pada diri remaja maka mereka dapat melaksanakan amalan agama secara teratur sehingga akan terjadi perubahan tingkah laku karena agama.

Penutup

Inilah hal-hal yang harus diperhatikan dalam kaitan antara Islam dan kehidupan remaja, sehingga dalam penghayatan agama terjadi kesesuaian. Jangan sampai Islam justru semakin jauh dan asing dalam kehidupan remaja hanya karena pemahaman Islam yang disampaikan tidak membumi sesuai dengan perkembangan dan problematika yang dihadapi remaja.




DAFTAR PUSTAKA

Nasution, Harun, 1985. Islam ditinjau dari berbagai aspeknya. Jakarta : UI Press
Shihab, M. Quraish, 1992. “Membumikan” Al-Quran. Bandung : Penerbit Mizan
Kusumo, Sutomo Parastho, 2009. Jangan Persempit Islam. Yogyakarta : Penerbit Santusta
PP IPM, 2011. Panduan Da’wah Pelajar. Jakarta : IPM Press

Perubahan dan Nilai

Seiring dengan perkembangan zaman, kehidupan selalu mengalami perubahan. bukankah ini resiko dari adanya dimensi ruang dan waktu, tidak ada yang tak berubah kecuali perubahan itu sendiri. juga perubahan menghendaki adanya perbedaan. maka agak heran jika ada orang yang fanatik buta dan marah untuk berubah.

Disini, perubahan berlaku apabila ada pelaku dan adanya nilai yang mendorong pengamalan dan aktivitas.

Memang agak krusial dan harus diwaspadai nilai-nilai yang terbawa bersama perubahan. sebab terlalu banyak cara pandang hidup (nilai) yang saling berebut untuk menghegemoni kehidupan manusia. entah itu yang baik maupun yang buruk. perlu digarisbawahi bahwa semakin luhur dan tinggi suatu nilai, semakin luhur dan tinggi pula yang dapat dicapai. sebaliknya, semakin terbatas ia, semakin terbatas pula pencapaiannya. monggo dipilih :)

Setiap orang atau sekelompok orang, tentu memiliki nilai-nilai yang mengarahkan mereka. tetapi nilai-nilai tersebut terbentuk atau dibentuk oleh pandangan kedisinian dan kekinian lingkungannya, sehingga ia menjadi sangat terbatas. kekinian dan kedisiniannya menjadikan ia rutin dan berulang-ulang, sehingga masa depan mereka tidak lain kecuali pengulangan masa kini mereka.
kekinian dan kedisinian menghasilkan kemandekan, di samping menjadi orang-orang yang memiliki pengaruh dan kekuasaan bertindak sewenang-wenang demi mempertahankannya.

Lalu, nilai apa yang harus diyakini? mungkin inilah salah satu pertanyaan yang kemudian muncul jika memang perubahan tak bebas nilai, dan harus dipilah-pilih terlebih dahulu. tentunya, nilai yang harus membebaskan dari kungkungan manusia lain ataupun keadaan, sebab sejatinya setiap manusia mempunyai kedudukan setara dan lebih mulia dibandingkanan lainnya.

Bagi umat Islam, nilai yang harus mengarahkan seluruh aktivitasnya, lahir dan batin, dan yang kepadanya bermuara seluruh gerak langkah dan detak jantung, adalah Tauhid (keesaan Tuhan swt). dari keesaan Tuhan, dan kepada keesaan-Nya, memancar kesatuan-kesatuan lainnya, seperti kesatuan alam semesta dalam penciptaan, eksistensi dan tujuannya, kesatuan kehidupan dunia dan akhirat, kesatuan natural dan supranatural, kesatuan ilmu dengan berbagai disiplin dan amal, kesatuan imam dan rasio, kesatuan asal manusia, dan kesatuan-kesatuan lainnya.

Dengan semakin derasnya arus globalisasi, maka mau tak mau kita harus berpacu dengan perubahan zaman berikut dengan segala konsekuensinya. kemajuan diberbagai bidang kehidupan telah dirasakan bersama-sama. jangan sampai kita malah menutup diri dan tergilas oleh zaman karena tidak mau berubah.

Sungguh sulit untuk mempertahankan sebuah nilai luhur nan tinggi hanya dengan kekuatan pribadi. dibutuhkan sebuah ikatan yang mampu saling mengeratkan dan saling mengisi satu sama lain. untuk terus berdialektika dengan perubahan, bukan dengan corak fanatis melainkan konstruktif.

Sekelummit ganjalan mengawali tahun 2012, ditengah pertarungan pandangan hidup (nilai) yang saling berebut mendominasi. semoga dengan segala anugerah yang diberikan Tuhan (Allah swt) kita mampu menjadi pribadi yang pantas memimpin perubahan ke arah yang lebih baik dan benar. Insyaallah...

My Mom, My Power Rangers

Mendengar tokoh power rangers, saya teringat waktu kecil dulu ketika serial film anak tersebut gencar dipertontonkan setiap minggu pagi. Tokoh power rangers diidentikkan dengan pembela kebenaran, menumpas kejahatan, atau katakanlah sebagai pahlawan. Mungkin dalam bahasa agamanya Amar Ma’ruf Nahi Munkar.

Setali tiga uang, dalam kehidupan nyata. Seorang ibu adalah salah satu tokoh yang tak pernah habis untuk diperbincangkan, dari sudut pandang manapun. Dipandangan dari sudut agama Islam, ibu mendapat tempat yang sangat istimewa. Dalam sebuah hadits pernah diriwayatkan ketika Rasulullah saw ditanya oleh seorang sahabat “ya Rasulullah, siapa orang yang harus kami hormati didunia ini?” Rasulullah menjawab “Ibumu” sampai tiga kali baru kemudian “Bapakmu”. Juga dalam hadits lain diriwayatkan “Surga berada dibawah telapak kaki ibu”. Begitu sangat istimewanya posisi seorang ibu dalam ajaran agama Islam.

Dalam hati saya pernah terbesit pertanyaan. Kenapa harus Ibu yang disebut tiga kali, bukan ayah? Apa hanya karena beliau yang melahirkan kita? Lalu kenapa pula surga bisa berada dibawah telapak kaki ibu? Juga kenapa hanya ada hari ibu, tidak hari ayah? Sampai-sampai ayah saya pernah berkelakar protes “kapan hari ayahnya nih?”.ha ha…

Bagi saya, satu kalimat cukup untuk menjawab semua pertanyaan itu dalam hati. Jawaban yang berangkat dari keseharian yang selalu berulang-ulang terjadi dirumah. Ibu adalah pertama sekaligus terakhir. Ya, hanya itu. keseharian ibu yang terkadang luput dari kesadaran kita. Siapa yang pertama bangun ketika pagi? Dan siapa yang tidur terakhir ketika malam? Siapa yang pertama kali meyiapkan saparapan/makan? Dan siapa pula yang justru terakhir kali makan? Ibu yang banyak pertama kali merasakan kesusahan tapi malah yang terakhir kali merasakan kesenangan.

Masih banyak lagi alasan kenapa harus ibu. Tentunya kita tahu dan merasakannya. Begitu banyak pengorbanan yang telah dilakukan ibu, dari mulai kita terlahir hingga dewasa. Mencurahkan seluruh kasih sayangnya demi kebaikan kita. Dialah yang mengayomi, melindungi, dan memberikan kenyamanan bagi kita.

Mari kawan, sebelum semuanya terlambat. Lakukan hal terbaik yang bisa kita lakukan untuk beliau. Jangan sampai kita menyesal dikemudian hari, ketika tidak ada lagi orang yang menangis gembira ketika kita berhasil dan menangis sedih ketika kita gagal.

Akhirnya, saya ingin mengutip sedikit lirik lagu dari ungu...
Ibu, terima kasih untuk kasih sayang yang tak pernah usai, tulus cintamu takkan mampu untuk terbalaskan.
Ibu, semoga Tuhan memberikan kedamaian dalam hidupmu, bukti kasihmu kan abadi dalam hidupku.

Terima Kasih Ibu…
Dari Anakmu.

Teruslah Mengepakkan Pena!

Ibarat tanaman, usia IPM kita (Sumedang) baru seumur jagung. kurang lebih tiga periode berjalan setelah sebelumnya terkesan mati suri. masih butuh waktu panjang untuk bisa kokoh seperti pohon jati, atau berakar lebat seperti pohon beringin. Ketekunan, Kesabaran, dan Kemauan kuat adalah salah satu kunci untuk memelihara agar tanaman tersebut terus berproses menuju usia matang demi menghasilkan manfaat.

Di dunia ini, semua tak lepas dari sunnatullah. begitupun organisasi kita, terlahir, tumbuh berkembang, lalu mencapai puncaknya dan kemudian kembali lagi seperti semula. semuanya tak bisa kita pungkiri dan pasti akan terjadi. Tapi, ada hal berharga yang bisa kita lakukan dalam menjalani proses sunnatullah itu, seberapa besar manfaat yang bisa kita berikan.

Terkadang dalam berorganisasi kita merasa tidak berarti/tidak dibutuhkan. Minder, ada ataupun tidak adanya kita toh tetap saja organisasi bisa jalan. Pernahkah merasakannya? Ya, setiap orang pasti pernah. Hanya saja, ada orang yang kemudian menyerah dan ada pula yang tetap bertahan. dia yakin bahwa sunnatullah akan tetap berlaku, dia juga yakin ada manfaat yang bisa ia berikan, hidup adalah sebab-akibat, bisa jadi adanya dia menyebabkan adanya orang lain, begitupun sebaliknya. sebagaimana kata OR#GANISASI, kita tetap menbacanya sebagai ORGANISASI, sebab kita tahu setelah huruf 'R' seharusnya huruf 'G' bukan tanda '#', walaupun huruf 'G' hanya satu huruf. Kenapa? karena kita semua adalah berharga.

Dalam berorganisasi juga sering membuat kita merasa tidak nyaman, tertekan, banyak masalah, konflik dengan sesama anggota, dsb. disisi lain kitapun pernah merasa bahagia, penuh kebersamaan, semangat dalam kegiatan, dsb. Itulah dinamika organisasi dan dinamika kehidupan pada umumnya. Hadapi sepahit apapun dinamika yang terjadi dan syukuri dinamika yang menurut kita manis. Percaya atau tidak percaya, justru dinamika pahitlah yang menarik untuk dikenang dan membuat kita tersenyum bahagia dikemudian hari. ada saatnya kita memang harus benar-benar berhenti tetapi bukan menyerah !

Di IPM kita disadarkan tentang potensi diri dalam Taruna Melati I, kita diajak untuk peka terhadap dinamika organisasi dan lingkungan sekitar dalam Taruna Melati II, begitu pula dengan jenis perkaderan-perkaderan lainnya. Kita berlatih membuat visi, misi, dan juga strategi dalam gerakan. kita belajar bagaimana menyelenggarakan permusyawaratan dengan baik dan benar untuk menghasilkan mufakat, serta bagaimana menjalankan organisasi dengan sungguh-sungguh dan bertanggung jawab. kita berlatih untuk menjadi tauladan yang baik sebagai khalifah Allah dimuka bumi. karena kita adalah pelopor, pelangsung, penyempurna amanah.

Organisasi kita tahun ini (2011) kembali menjadi organisasi kepemudaan terbaik se-Indonesia bahkan tingkat Asia Tenggara. Layakkah IPM Sumedang menyandang gelar tersebut? Jawabannya ada ditangan kawan-kawan semua. Hari ini, pena berada dipundak kawan-kawan.

Kami Pelajar Muhammadiyah berjanji: Berjuang menegakkan ajaran Islam, Hormat dan patur terhadap orang tua dan guru, Bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu, bekerja keras, mandiri, dan berprestasi, Rela berkorban dan menolong sesama, Siap menjadi kader muhammadiyah dan bangsa.

Teruslah Mengepakkan Pena !



Catatan kecil "refleksi masa lalu".
Nur Fakri, Alumni PD IPM Sumedang

Rekan Blog