Monday 29 October 2012

Sumpah Pemuda dan Kemajuan Bangsa


Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia


Bulan Oktober tahun ini, dua hari pasca hari raya Idul Adha, bangsa Indonesia kembali merayakan hari besar nasional. Hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober 2012. Hari dimana tepat 84 tahun yang lalu, para pemuda Indonesia dari berbagai  daerah berkumpul dan berikrar bahwa mereka bertumpah darah satu, berbangsa yang satu, dan menjunjung tinggi bahasa persatuan, yang sekarang kita kenal dengan nama Indonesia.

Sebuah semangat persatuan dari keberbedaan. Berbeda suku, berbeda bahasa, berbeda agama, dan perbedaan-perbedaan lainnya. Mereka sadar bahwa perjuangan kemerdekaan tidak akan tercapai tanpa adanya persatuan, kebersamaan, dan kebanggaan bersama terhadap bangsa sendiri.

Tanggal 28 Oktober 1928 adalah tepat untuk pertama kalinya instrumen lagu Indonesia Raya didengarkan oleh putera-peteri Indonesia lewat suara merdu biola yang dimainkan oleh WR. Supratman. Sebuah langkah besar dalam menyulut semangat perjuangan-perjuangan kemerdekaan Indonesia selanjutnya. Karya besar dimulai dari impian dan idealisme, kemudian bertindak berdasarkan idealisme tadi dengan semangat dan motivasi yang tulus dan murni, semangat berkarya!

Satu pelajaran dari berbagai pelajaran yang dapat kita ambil dari sumpah pemuda tersebut adalah semua itu berawal dari semangat muda, semangat yang penuh gejolak, semangat antusias yang tidak kenal lelah untuk segera menghasilkan karya besar dipadu dengan idealisme yang masih kental, cita-cita tersebut akhirnya terwujud. Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945. Semangat kepemudaan!

Tak berhenti sampai disana, semangat itu terus berlanjut, proklamasi 17 Agustus 1945, perlawanan 10 November 1945, demonstrasi 19 Mei 1998, itu semua adalah sebagian contoh peristiwa-peristiwa besar yang dipelopori pemuda Indonesia. Akankah semangat ini akan berlanjut? Harus!

Saat ini, kita semua sadar, bangsa Indonesia masih menjadi bangsa berkembang untuk tidak menyebutnya sebagai terbelakang, anak bangsanya yang kembali bersekte-sekte, kehidupan beragama yang kembali kurang harmonis, pembangunan yang (masih saja) belum merata, dan sejumlah persoalan-persoalan bangsa lainnya.

Akankah semua itu terus-menerus terjadi dimasa mendatang? Dimana peran pemuda saat ini? Sebagai pribadi, saya sendiri sadar masih bingung dengan solusi apa yang layak ditawarkan untuk menghadapi persoalan bangsa Indonesia sekarang. Figur teladan yang masih sulit dicari dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, iklim politik Indonesia yang demikian keras saling menjatuhkan, ekonomi Indonesia yang masih menunjukkan ketimpangan, budaya masyarakat yang semakin konsumtif dan hedonis, kehidupan sosial masyarakat Indonesia yang mengarah ke egositas individual, golongan, etnis, dan lain sebagainya. Semua itu menambah kebingungan bagaimana pemuda Indonesia dalam menempatkan dirinya. Apakah ini merupakan gejala umum pemuda Indonesia? Bisa jadi!

Tentu kita semua tidak boleh berputus asa dan menyerah kalah. Karena memang manusia hidup dengan masalah-masalah. Sudah semestinya dan saatnya kita mulai instrokpeksi diri, jika di hari raya Idul Adha kita diajarkan untuk berkeyakinan tulus murni dan kepekaan sosial, serta di hari Sumpah Pemuda tercermin semangat kebersamaan dan persatuan. Lalu marilah kita bertanya, siapa, darimana dan hendak kemana kita melangkah?

Jika dulu Bung Karno pernah mengatakan Jas Merah, Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah! saya kira itu relevan untuk kita indahkan kembali, sebab banyak sekali pelajaran yang bisa kita ambil dari para tokoh-tokoh perjuangan kemerdekaan maupun pasca kemerdekaan yang dapat kita ambil dan kita jadikan teladan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Kedua, kita bisa jadikan makna hari raya Idul Adha tahun ini sebagai landasan dalam kehidupan bermasyarakat. Tentang ketulusan hati, keimanan, dan pengorbanan untuk menanggalkan ego dan nafsu sesaat, sehingga Indonesia yang tentram, adil, makmur, dan harmonis bukanlah angan-angan kosong.

Ketiga, Indonesia kaya akan sumber daya alam dan manusianya. Perlu adanya pembinaan dan pengelolaan yang profesional dan berkesinambungan. Jangan ada lagi lembaga pendidikan dijadikan sarana bisnis, jangan ada lagi pembangunan Indonesia yang asal-asalan apalagi demi memperkaya diri maupun kelompok.

Keempat, sebagai bangsa yang religius, marilah kita berjuang dan melakukan perbaikan hidup sesuai dengan kapasitas masing-masing dengan semangat muda dan sungguh-sungguh disertai dengan doa. Karena hanya atas berkat rahmat Tuhan yang Maha Esa-lah kita semua sebagai bangsa Indonesia mampu menghadapi segala persoalan dan semakin maju dimasa yang akan datang.

Salam pena!

Saturday 27 October 2012

Mengkurbankan nafsu di Hari Raya Idul Adha


Hari Raya Idul Adha 1433 H baru saja dilalui. Gema takbir berkumandang dimana-mana. Entah berapa hewan kurban yang disembelih atas nama Allah swt diseluruh penjuru dunia. setidaknya, hal ini akan terus berlangsung hingga tiga hari kedepan stelah hari tasyrik usai.

Beragam ceramah maupun tausiyah telah disampaikan berkaitan dengan sejarah idul adha terutama dengan teologi kurbannya. Dalam berbagai keterangan bahkan disebutkan bagaimana kisah heriok Nabi Ibrahim as dan Nabi Ismail as dalam pembuktiannya terhadap ketauhidan mereka kepada Allah swt, Tuhan semesta alam.

Kisah dimana keimanan dan pengabdian sangat dijunjung tinggi. Menembus sekat-sekat nafsu dunia seorang manusia untuk mendekatkan diri dan meletakkan titah Tuhan diatas segala-galanya. Suatu capaian prestasi keimanan dan ketaqwaan manusia yang sangat patut diteladani. Lalu, sampai dimana kita semua mampu menyesuaikan diri menjadi manusia seperti itu dalam kehidupan sekarang?

Kehidupan memang akan terus berjalan mengikuti alur waktu hingga mencapai batasnya. Sungguh menakjubkan bahwa dalam perjalanannya kehidupan tidak pernah menghasilkan peristiwa yang sama persis. Akan tetapi, kita dituntut untuk dapat mengambil nilai-nilai yang terkandung dari rangkaian peristiwa dalam sejarah. Dan di bulan Dzulhijjah ini pun, kita dituntut mengambil nilai-nilai itu, tentang bagaimana meletakkan titah Tuhan diatas segala-galanya, meletakkan keyakinan diatas rasionalitas kita sekarang.

Allah swt mengajarkan nilai-nilai tersebut melalui instrumen haji dan kurban. Apa yang dikatakan akal jika kita berputar-putar mengelilingi bangunan berbentuk kubus, menciumi batu hitam, berlarian bolak-balik tanpa ada hasil yang kita dapat, melempar batu yang entah apa gunanya, dan berpanas-panasan dengan pakaian terbuka di siang bolong? Bisakah akal merangkai alasan untuk menjawab itu? Mampukan rasionalitas menunjukkan wibawanya dalam rangkaian ibadah haji? Kita sepakat, tidak!

Bagaimana pula dengan kurban? jutaan binatang mati dan dikuliti tanpa ampun, mungkin hanya pada saat itu konsumsi daging diseluruh dunia meningkat tajam. Kalau saja pada waktu itu Allah swt menghendaki Nabi Ibrahim as menyembelih anaknya Nabi Ismail as, mungkin hingga sat ini kasus pelanggaran HAM berat tak henti-hentinya dikumandangkan orang-orang.

Sebagai manusia, kita tidak saja butuh sesuatu yang bersifat material, akan tetapi juga yang immaterial. Untuk menemukan kebermaknaan hidup. Makna kedekatan dan pengabdian diri kepada Tuhan yang menciptakan kita, Allah swt.

Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar
Laa ilaaha illallahu allahu akbar
Allahu akbar wa lillahilkhamdu...

Thursday 18 October 2012

Manusia dalam Pandangan Al-Qur'an

Manusia adalah mahluk pertama yang telah disebut dua kali dalam rangkaian Wahyu Pertama (QS 96:1-5). Manusia sering mendapat pujian Tuhan. Dibandingkan dengan mahluk-mahluk lain, ia mempunyai kapasitas yang paling tinggi (QS 11:3), mempunyai kecenderungan untuk dekat kepada Tuhan melalui kesadarannya tentang kehadiran Tuhan yang terdapat jauh di bawah alam sadarnya (QS 30:43). Ia diberi kebebasan dan kemerdekaan serta kepercayaan penuh untuk memilih jalannya masing-masing (QS 33:72; 76:2-3). Ia diberi kesabaran moral untuk memilih mana yang baik dan mana yang buruk, sesuai dengan nurani mereka atas bimbingan wahyu (QS 91:7-8). Ia adalah mahluk yang dimulaikan Tuhan dan diberi kesempurnaan dibandingkan dengan mahluk lainnya (QS 17:70) serta ia pula yang telah diciptakan Tuhan dalam bentuk yang sebaik-baiknya (QS 95:4).

Namun di lain segi, manusia juga mendapat cercaan Tuhan. Ia amat aniaya dan mengingkari nikmat (QS 14:34), dan sangat banyak membantah (QS 22:67). Ini bukan berarti bahwa ayat-ayat Al-Quran bertentangan satu sama lain, tetapi hal tersebut menunjukkan potensi manusiawi untuk menempati tempat terpuji, atau meluncur ke tempat yang rendah sehingga tercela.

Al-Quran menjelaskan bahwa manusia diciptakan dari tanah, kemudian setelah sempurna kejadiannya, Tuhan menghembuskan kepadanya Ruh ciptaan-Nya (QS 38:71-72). Dengan "tanah" manusia dipengaruhi oleh kekuatan alam seperti mahluk-mahluk lain, sehingga ia butuh makan, minum, hubungan seks, dan sebagainya, dan dengan "Ruh" ia diantar ke arah tujuan nonmateri yang tak berbobot dan tak bersubstansi dan yang tak dapat diukur di laboratorium atau bahkan dikenal oleh alam material.

Dimensi spiritual inilah yang mengantar mereka untuk cenderung kepada keindahan, pengorbanan, kesetiaan, pemujaan, dan sebagainya. Ia mengantarkan mereka kepada suatu realitas yang Maha Sempurna, tanpa cacat, tanpa batas dan tanpa akhir: wa anna ila rabbika Al-Muntaha - dan sesungguhnya kepada Tuhan-Mu-lah berakhirnya segala sesuatu (QS 53:42). Hai manusia, sesungguhnya engkau telah bekerja dengan penuh kesungguhan menuju Tuhanmu dan pasti akan kamu menemui-Nya (QS 84:6).

Dengan berpegang pada pandangan ini, manusia akan berada dalam satu alam yang hidup, bermakna, serta tak terbatas, yang dimensinya melebar keluar melampaui dimensi "tanah", dimensi material itu.

Al-Quran tidak memandang manusia sebagai mahluk yang tercipta secara kebetulan, atau tercipta dari kumpulan atom, tapi ia diciptakan setelah sebelumnya direncanakan untuk mengemban satu tugas. Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi (QS 2:30). Ia dibekali Tuhan dengan potensi dan kekuatan positif untuk mengubah corak kehidupan di dunia ke arah yang lebih baik (QS 13:11), serta ditundukkan dan dimudahkan kepadanya alam raya untuk dikelola dan dimanfaatkan (QS 45:12-13). Antara lain, ditetapkan arah yang harus ia tuju (QS 51:56) serta dianugerahkan kepadanya petunjuk untuk menjadi pelita dalam perjalanan itu (QS 2:38).

Demikianlah pandangan Al-Quran mengenai manusia. Al-Quran mengajak manusia untuk menemukan dirinya, dan mengajak pula untuk meningkat dari debu tanah menuju Tuhan Yang Maha Esa.


Sumber tulisan: Membumikan Al-Quran (fungsi dan peran wahyu dalam kehidupan masyarakat)
karya M. Quraish Shihab

Wednesday 17 October 2012

IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH

Pendekatan Ideologis dan Organisatoris
Dikompilasikan oleh: Nur Fakri

A.  Pendekatan Ideologis

Kelahiran IPM sebagai organisasi otonom Muhammadiyah mempunyai dua nilai strategis dalam gerak perjuangannya. Pertama, IPM sebagai aksentuator (kepanjangan tangan) gerakan da’wah amar ma’ruf nahi munkar Muhammadiyah dikalangan pelajar. Kedua, IPM sebagai lembaga kaderisasi Muhammadiyah yang dapat membawa misi Muhammadiyah pada masa mendatang. Dari kedua hal tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa IPM adalah organisasi da’wah dan lembaga kaderisasi Muhammadiyah.

Organisasi yang lahir pada tanggal 05 Shafar 1430 H/ 18 Juli 1961 M di Surakarta ini tentunya mempunyai landasan dan nilai-nilai yang diperjuangkan dalam setiap aktifitas organisasi. Ini dapat ditelaah dari Muqoddimah Anggaran Dasar IPM, Kepribadian IPM, Janji Pelajar Muhammadiyah, juga dari cita-cita ideal Ikatan Pelajar Muhammadiyah, yaitu : “Terbentuknya pelajar muslim yang berilmu, berakhlak mulia, dan terampil dalam rangka menegakkan dan menjunjung tinggi nilai-nilai ajaran Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”. Itulah yang harus menjadi pedoman bagi kader IPM dalam menjalankan roda keorganisasian.

Muqoddimah Anggaran Dasar IPM

Ikatan Pelajar Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Allah adalah Tuhan Yang Maha Esa yang harus disembah dan dimintai pertolongan. Tiada Tuhan selain Dia. IPM meyakini sejak awal kehidupan, manusia sudah bersaksi atas ketuhanan Allah swt. Ini tercermin dalam Q.S. Al-Fatihah, kalimat syahadat, dan Q.S. Al-A’raf: 172, yang pertama-tama dicantumkan dalam muqoddimah anggaran dasar IPM.

Dengan semangat ke-Islam-an dan menjadikan Rasulullah Muhammad saw sebagai suri tauladan, IPM berkeyakinan mampu menjadi sebuah organisasi yang selalu melakukan amar ma’ruf nahi munkar. Hal tersebut didorong oleh firman Allah dalam Q.S. Al-Imran : 104 dan 110.

Selain itu, IPM tidak boleh terlena dengan masa lalu melainkan harus berorientasi kedepan dengan terus melakukan kaderisasi (Q.S. An-Nisa: 9). Melakukan sesuatu berlandaskan ilmu (Q.S. Al-Mujadilah:11; Q.S. Al-Isra’: 36; Q.S. Az-Zumar: 9) serta berani bertindak untuk cita-cita perubahan ke arah yang lebih baik dengan kebersamaan dalam ikatan tanpa memandang salah satu pihak (Q.S. Ar-Ra’ad: 11; Q.S. Al-Maidah: 8; Q.S. An-Nahl: 90). Atas dasar pandangan tersebut, dirumuskanlah nilai-nilai dasar Ikatan Pelajar Muhammadiyah sbb :
  1. Nilai Ketauhidan
  2. Nilai Keilmuan
  3. Nilai Kemandirian
  4. Nilai Keadilan
  5. Nilai Kekaderan

Nilai-nilai itulah yang menjadi semangat gerak IPM dalam setiap langkah geraknya. Kemudian diturunkan dalam bentuk aturan dan panduan (Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IPM) yang harus dilaksanakan selama tidak bertentangan dengan dasar hukum yang lebih kuat yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah (Q.S. An-Nisa: 59).

Kepribadian Ikatan Pelajar Muhammadiyah

Kepribadian IPM adalah rumusan yang menggambarkan hakikat IPM, serta apa yang menjadi dasar dan pedoman amal perjuangan IPM, serta karakter gerakan yang dimilikinya. Kepribadian IPM ini berfungsi sebagai pedoman dan pegangan bagi gerak IPM menuju cita-cita terwujunya pelajar yang berilmu, berakhlak mulia, dan terampil.

Ikatan Pelajar Muhammadiyah yang pernah berubah nama menjadi Ikatan Remaja Muhammadiyah (18 November 1992 s.d 28 Oktober 2008) mendasarkan segala aspek dan amal perjuangannya atas prinsip-prinsip sbb:
  1. Ikatan Pelajar Muhammadiyah adalah gerakan Islam, da’wah amar ma’ruf nahi munkar di kalangan pelajar.
  2. Ikatan Pelajar Muhammadiyah berfungsi dan berperan aktif sebagai kader persyarikatan, ummat dan bangsa dalam menunjang pembangunan manusia seutuhnya menuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
  3. Ikatan Pelajar Muhammadiyah sebagai gerakan pelajar yang membangun nalar keilmuan dan respon terhadap perkembangan zaman.
  4. Ikatan Pelajar Muhammadiyah merupakan organisasi otonom Muhammadiyah yaitu sebuah organisasi yang diberi keleluasaan dalam mengelola rumah tangganya sendiri tanpa campur tangan dan intervensi.
  5. Ikatan Pelajar Muhammadiyah adalah organisasi independent, yaitu organisasi mandiri yang berada dalam bingkai kebebasan dan kemerdekaan untuk menentukan sikap dalam berpihak (hanya) kepada kebenaran.
  6. Ikatan Pelajar Muhammadiyah sebagai gerakan advokasi pelajar dalam memperjuangkan nilai-nilai keadilan termasuk juga didalamnya adalah hak dan kewajiban pelajar di lingkungannya.

Kepribadian Kader Ikatan Pelajar Muhammadiyah

Kader Ikatan Pelajar Muhammadiyah adalah kader penggerak dan pendorong organisasi, sehingga IPM dapat menjalankan misinya sebagai penggerak dakwah Islam, gerakan ilmu dan gerakan pembaharu masyarakat. Maka kader IPM adalah kader yang harus memiliki kepribadian berikut ini:
  1. Kader IPM adalah kader yang teguh memegang aqidah dan keyakinan laa Ilaaha Illallah, Muhammadarrasulullah, serta Innaddina ‘Indallaahil Islaam.
  2. Disiplin beribadah, sebagai wujud ketaqwaan kepada Allah SWT, serta Islam sebagai Rahmatan Lil’alamin.
  3. Anggun dalam berakhlaq, menjadi tauladan di tengah masyarakat.
  4. Memiliki tradisi intelektual sehingga tercipta sikap kritis, inovatif dan kreatif sebagai landasan beramal kebajikan.
  5. Gemar beramal sholeh dengan landasan keunggulan intelektualitas, ilmu pengetahuan dan moral
  6. Memperbanyak kawan, memperkuat ukhuwah
  7. Sikap berjihad dengan segala potensi yang dimilikinya untuk persyarikatan, ummat dan bangsa.
  8. Janji Pelajar Muhammadiyah

Janji Pelajar Muhammadiyah adalah konsepsi yang merupakan rangkuman dari Muqoddimah Anggaran Dasar IPM dan Kepribadian Ikatan Pelajar Muhammadiyah dalam bentuk komitmen sebagai Anggota IPM, terlebih seorang Kader.

B.  Pendekatan Organisatoris

Dalam kesempatan ini untuk pendekatan organisatoris dipersempit hanya membahas arah kebijakan dan program bidang sebagai dasar dalam pembentukan program kerja.

Kebijakan dan Program-program Bidang

Sasaran kebijakan IPM diarahkan pada dua, sasaran personal dan sasaran institusional :
  1. Sasaran personal. Diarahkan pada terwujudnya tradisi kesadaran kritis dalam berfikir dan bertindak sesuai dengan maksud dan tujuan IPM.
  2. Sasaran institusional. Diarahkan pada terciptanya struktur kelembagaan yang kuat dan fungsional melalui pengembangan ranting serta mekanisme kepemimpinan yang mantap dalam mendukung gerakan ikatan menuju gerakan kritis yang berparadigma transmormatif (lihat buku Pedoman Ranting hal. 64-76)

Sasaran institusional, dalam herarki (tingkatan) kebijakan pimpinan dari mulai PP IPM sampai ke PR IPM, Pimpinan Daerah diarahkan kepada:
  1. Motor penggerak IPM secara daerah.
  2. Melakukan aksi-aksi riil (nyata) yang telah menjadi keputusan Muktamar dan keputusan musyawarah diatasnya.
  3. Selalu berkoordinasi dengan PW IPM dan konsolidasi dengan PC IPM dan PR IPM ditingkat daerahnya.

Untuk mengukur keberhasilan suatu organisasi dalam satu periode tertentu, IPM menggunakan metode Indeks Progresifitas Gerakan (IPG) sebagai acuannya yang terbagi menjadi empat ranah, yaitu :  ranah kepemimpinan, ranah kaderisasi, ranah program, dan ranah produk.

Kepemimpinan   
  1. Visi tentang IPM yang ideal
  2. Mampu membangun kesadaran yang kolektif
  3. Memproduksi wacana-wacana gerakan
  4. Mampu menggerakkan actor dan struktur
  5. Mampu mengartikulasikan (menerjemahkan) kepentingan basis gerakan
  6. Mampu membangun jaringan eksternal    

Kaderisasi
  1. Ada Taruna Melati atau kegiatan kaderisasi pendukung yang sesuai SPI
  2. Ada kegiatan follow up kaderisasi
  3. Pendampingan yang berkelanjutan
  4. Munculnya komunitas hasil perkaderan sebagai basis gerakan    

Program Kerja
  1. Adanya program-program disetiap bidang
  2. Adanya follow up dari program
  3. Adanya komunitas-komunitas pasca pelaksanaan program
  4. Adanya kegiatan rutin di masing-masing bidang    

Produk
  1. Setiap bidang melahirkan produk dalam bentuk artefak-artefak, seperti : buku, majalah, bulletin, website, kaos, sticker, dll.
  2. Distribusi artefak baik internal maupun eksternal.  

Dalam mencapai itu semua, maka maka digariskan kebijakan di masing-masing bidang dalam menyusun program kerja:
  • Bidang Kepemimpinan

Menentukan arah ikatan yang jelas dan terukur,  menggairahkan kinerja ikatan dan peran lembaga kepemimpinan, komunikasi eksternal, serta mengevaluasi kegiatan kepengurusan IPM.
  • Bidang Administrasi Umum

Mengawal terlaksananya sistem administrasi IPM di internal maupun pimpinan dibawahnya. Menyiapkan laporan, surat, hasil rapat dan evaluasi kegiatan.
  • Bidang Keuangan

Menata administrasi keuangan, menyusun alternative pendanaan dan menumbuhkan spirit kewirausahaan di internal organisasi.
  • Bidang Organisasi

Penelitian potensi organisasi, menguatkan komunikasi internal pimpinan dan pimpinan dibawahnya, serta mengembangkan fungsi struktur organisasi.
  • Bidang Perkaderan

Menggelorakan perkaderan di internal dan pimpinan dibawahnya, mengembangkan kapasitas (kemampuan) kader inti, pengawasan dan penjagaan nilai-nilai kader.
  • Bidang Kajian Da’wah Islam (KDI)

Menggelorakan kajian ke-Islam-an dan mengembangkan kegiatan yang berorientasi da’wah dikalangan pelajar.
  • Bidang Pengkajian Ilmu Pengetahuan (PIP)

Membudayakan baca dan tulis, penyadaran penguasaan teknologi, dan membentuk komunitas-komunitas ilmiah dikalangan pelajar.
  • Bidang Apresiasi Seni, Budaya, dan Olahraga (ASBO)

Mengembangkan kajian kebudayaan, pelestarian seni & budaya lokal, dan membudayakan olahraga dikalangan pelajar.
  • Bidang Advokasi

Mengidentifikasi permasalahan pelajar dan kebijakan-kebijakan yang kontra pelajar dan melakukan kerja-kerja penyadaran, pemberdayaan, dan pembelaan pelajar.


Sumber Rujukan:
Tanfidz Muktamar IPM XVII Yogyakarta 2010
Pedoman Ranting IPM terbitan PP IPM periode 2010-2012
Materi Kepribadian IPM, susunan kader PW IPM Jawa Barat


Rekan Blog